Menurut saya matematika
itu sulit, rasanya seandainya saya dapat
lampu ajaib milik aladin dan diberi permintaan salah satu permintaan
tersebut akan ku gunakan untuk
menghilangkan matematika di dunia ( menghayal tingkat tinggi mode on), matimatika kalo sekedar 1+1= 3 eh salah !!!!
, maksudnya 1+1=2 , rumus mencari luas lingkaran, persegi dan kawan-kawan
menurut saya sih mudah, pas masuk di mencari pecahan, derajat, yang
sin,cos,tan, dan limit, wihhh,, susahnya bagaikan menulis di atas pasir pantai
yang gak sampai 5 menit hilang karna disapu ombak pantai .
Kurang lebih
satu jam di kelas hanya menghasilkan catatan yang gak karuan , gak tau alurnya
bagaimana, dan materi yang di ajarkan sama sekali gak membekas di otak kalo
kata penjual sate di depan kos itu namanya
masuk telinga kiri keluar di telinga kanan, atau masuk di telinga kanan
keluar di telinga kiri yahh ?? gak tau mana duluan kanan atau kiri, jadi
terserah kalian mau kanan mau kiri, yang jelas intinya begitu, yang lebih parahnya
lagi teman-teman sekelas kebanyakan terlihat mereka faham dengan apa yang di
jelaskan pak dosen, saat itu saya merasa menjadi salah satu orang terbodoh di kelas (T_T) (nasib yah
nasib).
Materi yang
semacam pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lain lain sangat jelas
penerapan dalam kehidupan masyarakat misalnya: untuk pegawai toko supaya pas
ngasi kembaliannya pas. sukur-sukur kalo kembalian lebih, yang jadi masalah kalo
kembaliannya kurang!!! kan repot, sedangkan
materi kaya' sin, cos, tan , dan yang sejenis yang ga' jelas penerapanya dalam
kehidupan sehari, itu apa gunanya ???
entah mengapa saya berfikir materi yang kaya' di atas itu hanya membuang waktu
(betul atau tidak ada yang setuju dengan saya ???* silakan koment di bawah).
Namun mengapa
pada saat kita tanya pada orang
yang sudah sering ikut lomba olimpiade
matematika sebut saja namanya alex math (dari namanya saja ada math bisa
dipastikan dia pasti pembalap !!! ehhh
salah mas matematikawan , sekedar info tentang
alex math (alex math ini nama karangan
penulis, ga tau kalo di benar-benar ada di kehidupan nyata ) piala-pialanya
banyak mulai dari emas, perak, perunggu berjejer dan tertata rapi di dalam
lemari khusus bersusun (bukan lemari pakaian),
lemari tersebut di pamerin di rumahnya, sebagai simbol bahwa dia adalah seorang yang
berprestasi, biasannya berpakaian rapi
dan pake kacamata (gak semua sih), di tanya “apa pendapat anda tentang
matematika, dan matematika itu apa????” langsung di jawab dengan lantang dan
gagah berani kaya pak president pidato
didepan para mentri-mentrinya “
matematika itu adalah $&#%^%&%bla bla
penjelasannya sampai menghabiskan waktu sampai 20 menit dan di akhiri
dengan kata matematika itu (MUDAH) “ pas
mendengar kata MUDAH kalian yang ga' suka matematika dan menganggap matematika
itu sulit pasti syok dan bertanya-tanya di dalam hati “kok bisa yahhh ? bagi
dia matematika itu mudah sedangkan saya dan anda anda semua menganggap matematika sulit “ apa bedanya saya dengan dia, dia
punya 2 mata saya juga, dia punya 2 telinga, 1 hidung , saya juga punya???? Oh
jangan-jangan dia punya 2 otak makanya dia pintar pake bingitsss” (hahaha
stresss).
Melihat
fenomena diatas anda-anda yang gak tau matematika termasuk saya kemudian bertanya apa yang membedakan antara
si bro math ini dengan anda ??? ohh bedanya karna bapaknya dosen matematika
pantas dia pintar, kepintaran ayahnya di turunkan kepada anaknya jadi sih bro math ini jadi seorang yang ahli dalam matematika
sedangkan anda-anda kebetulan hanya seorang anak dari tukang ojek,pedagang
keliling, guru sd, de el el pantas aja
bodoh , kaya kata pepatah, yang sangat populer sekali “buah tidak jatuh jauh
dari pohonnya “, Yang menjadi pertanyaa apa betul seperti itu ??? saya rasa itu
semuanya salah besar.
Masalahnya
sekarang , masyarakat indonesia saat ini menganggap bahwa keahlian itu di “turunkan”
anda pernah mendengar argument seperti ini ??? “ wuihh itu orang main gitar
sambil tutup mata, kayanya tanganya gerak sendiri wuihh, hebat, hebat,” setelah anda tau fakta bahwa ayahnya adalah seorang
musisi, pasti anda berfikir “ohh ayahnya seorang musisi pantas anaknya hebat” ,
contoh lain “ itu orang c ronaldonya
indonesia larinya kencang, seakan akan
bola kaya nempel di kakinya, jangan-jangan dia kesurupan kok bisa melalui tiga
bek sekaligus hebat, hebat “ setelah anda tau faktanya “ ohh di anaknya si udin
(salah satu pemain timnas negeri dongeng
tahun 1995)pantas saja dia ahli bapaknya
anggota timnas!! “, seakan-akan orang
beranggapan bahwa keahlian itu di turunkan.
Namun fakta
tidak seperti itu
Yang pertama
keahlian itu TIDAK diturunkan
Kedua keahlian
hanya bisa di raih dengan latihan dan pengulangan.
Saya yakin dan
percaya bahwa setiap manusia yang di lahirkan ke dunia semua di lahirkan dengan
kesempurnaan (baca: kelebihan dan kekurangan).
kalo begitu beda saya dengan si math dalam hal matimatika ???
perbandingannya seperti ini si math pas bangun pagi-pagi sarapan pagi sambil
kerja soal matematika sedangkan saya dan anda-anda sekalian yang anti matematika
sarapan sambil smsan atau bbm, jangankan kerja soal matematika, bukunya saja
ngak punya. si math motto hidupnya tiada hari tanpa matematika sedangkan you
you you semua , tiada hari tanpa galau hahaha.
kesimpulanya
adalah seseorangn akan ahli dalam suatu bidang ketika ia mengulang-ulangi dan
latihan hal tersebut sesering mungkin.
Si math pintar bukan karna bapaknya dosen matematika atau otaknya ada dua tapi,
akibat dari sering latihan dan pengulangan. saya dan anda-anda yang anti
matematika bodoh karna gak pernah latihan dan pengulangan.
Hasil dari
penelitian seseorang akan ahli ( professional ) di bidangnya ketika ia sudah
latihan dan mengulanginya sebanyak 100.000 kali. Kabar gembiranya anda tidak perlu motivasi
untuk menguasai suatu bidang anda cukup membayar kemampuan apa yang anda
inginkan raih dengan pengulangan dan latihan
Sekian .
Referensi :
Buku how to
master your habits (felix Y siauw)
Sama, sy jg nggak suka matematika..
BalasHapusTapi, stlah membaca artikel saudara, sy jdi termotivasi untuk menyukainya..
Thanks admin